Senin, 09 Mei 2022

5 Snack yang Legendaris Tahun 2000-an

Foto. Ilustrasi Snack, Nico Smith - Unsplash.com

Menjadi generasi Y tentu memiliki kenangan mendalam akan beragam hal. Apalagi jika menyangkut dengan sesuatu yang dulu cukup dekat dan kini dijauhkan lantaran beda zaman. Ibarat mantan yang sudah menghilang namun susah di lupakan, begitulah nasib ragam snack dan ciki-cikian era 2000-an.

Beragam pabrikan di era 2000-an memang berbondong bondong menghadirkan ragam varian jajanan yang selain nyaman di kantong. Sebab kala itu uang Rp 500 .- masih menunjukan tajinya dengan ragam jajan yang bisa didapatkan. Bahkan tidak sedikit produsen yang memberikan cash back  uang didalam kemasan beberapa snack kala itu.

Tidak hanya cash back beberpa pabrikan juga memberikan bonus mainan yang disediakan didalam kemasan jajan. Beragam memorabilia jajanan masa silam membuat kenangan yang tereduksi selalu tersaji setiap melihat kemasan yang melintas di jaring media sosial masa kini. Berikut 5 snack yang legendaris tahun 2000-an yang mungkin mengisi kenangan pembaca yang budiman.

#1. Mie Anak Mas

Mie Anak Mas merupakan makanan ringan berbentuk mi kering disertai bumbu. Makanan ringan ini dikeluarkan oleh pabrikan PT Indofood Sukses Makmur, merujuk pada laman web perusahaan, jajanan tersebut pertama kali di luncurkan sejak 1980an. Setelah beredar cukup lama, mi ini ditarik dari peredaran pada tahun 1999 karena kandungan MSG yang berat.

Pada pertengahan 2000-an, mi ini diluncurkan ulang dengan kemasan berubah menjadi bergambar manga yang membuatnya hampir tak dikenali. Jika dulu bumbu bubuknya dikemas terpisah, saat itu, mi dan bumbunya sudah dicampur jadi bisa langsung disantap. Namun penjualan mi baru ini tidak bertahan lama, dan pada tahun 2008 versi barunya menghilang dari pasaran.

Sejak 2015, mi ini diproduksi kembali seperti bentuk lamanya dengan bungkusnya berwarna merah dan emas dengan gambar kepala anak lelaki dan perempuan di depannya. Selain itu bumbu dan mienya juga dikemas terpisah. Namun rasanya berubah yaitu menjadi Jagung bakar dan ayam panggang, sehingga rasanya menjadi kurang sentimental.

#2. Chiki Balls

Berasal dari pabrikan  PT Siantar Top, menjadikan jajanan ini kompetitor terbaik guna melawan kedikdayaan PT Indofood Sukses Makmur. PT Siantar Top yang mulai dirintis tahun 1972 dengan skala industri kecil lalu Pada tahun 1987, perusahaan didaftarkan dengan nama PT Siantar Top Industri  mengubah arah bisnisnya yang bersaing untuk mendapatkan ceruk pangsa pasar jajanan anak Indonesia.

Chiki Balls dengan warna kuning disertai gambar bebek yang mengapakan sayap seakan menyambut anak-anak dimasa itu untuk sesegera mungkin mencicipi jajanan ini. Bahkan hingga saat ini, pihak pabrikan dari Siantar Top masih terus mempertahankan kemasan lama dengan warna dominan kuning di setiap kemasannya.

Pun tidak dipungkiri ragam varian rasa yang muncul dari snack ini seakan menghianati khitohnya. Tapi bagi kalangan generasi Z hal tersebut justru menjadi ceruk baru untuk merangkul generasi lain agar menyukai jajanan ini dengan kemasan barunya.

Foto Ilustrasi Snack, Nico Smith - Unsplash


#3. Taro

Berbicara jajanan era 2000-an tak lengkap jika tidak menyebut Taro. Merek makanan ringan dari Pabrikan PT FKS Food Sejahtera, perusahaan ini sebelumnya bernama PT Tiga Pilar Sejahtera Food yang merupakan perusahaan yang memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1959 dan telah menghasilkan berbagai macam-macam jenis makanan.

Salah satu yang paling lekat diingatan adalah Taro yang mulai diproduksi sejak tahun 1984. Meski dalam perjalanannya pada bulan Juni 2003 merek Taro dibeli dan dimiliki oleh Unilever hingga tahun 2011, lalu lepas tahun itu Taro dibeli oleh TPS Food, yang selanjutnya diakuisisi kembali oleh FKS Food Sejahtera  pada tahun 2020 hingga saat ini.

Serupa dengan jajanan diatas sebelumnya, guna bertahan di pasaran jajanan nusatntara Taro juga memiliki beberapa variasi rasa yang dikeluarkan. Bagkan guna memenuhi pangsa pasar di Indonesia pabrik Taro didirikan di tiga lokasi pabrik yang berbeda. Mulai di wilayah Bogor, Medan, dan Sidoarjo. Semuanya tentu dilakukan untuk memuaskan dahaga penikmatnya.

#4. Tini Wini Biti

Jajanan  jadul ini merupakan yang paling lekat diingatan saya sejak kecil, sebab snack biskuit ini mengenalkan saya dengan nama-nama hewan karena bentuknya. Hewan yang dijadikan bentuk pada biskuit ini di antaranya adalah ikan, gajah, kura-kura, hingga panda. Tentu dengan memiliki rasa yang gurih dan manis. Ada juga yang diberikan taburan bumbu bubuk seperti keju, susu, dan lainnya.

Jika diawal tulisan pabrikan yang terlibat diatas merupakan mereka yang bergerak di dunia makanan ringan, berbeda dengan pabrikan dari snack satu ini. Pabrikan jajan ini merupakan PT Konimex, dimana merupakan salah satu perusahaan farmasi Nasional yang didirikan oleh Djoenaedi Joesoef pada 8 Juni 1967 sebagai perusahaan perdagangan jual beli obat-obatan, bahan kimia, alat laboratorium dan alat kedokteran di Sukoharjo Jawa Tengah.

Jika melihat di laman resmi perusahaan ternyata Konimex tidak hanya mengeluarkan makanan ringan jenis Tini Wini Biti saja. Namun juga ada ragam jajanan lain yang tentunya ini tidak mengandung obat-obatan ya gais, Mulai Get Git Wafer Cokelat, Chocomania dan Chocolito dikeluarkan oleh pabrikan yeng terkenal dengan industri farmasinya.

#5. Cheetos

Tidak hanya pabrikan dalam negeri, beberapa snack dari luar negeri juga menjadi pengingat di era ini. Sebut saja Cheetos, sebuah merek keripik jagung renyah yang diproduksi oleh Frito-Lay dari negeri paman sam (red. Bukan Malang) yang pertama diperkenalkan di pasaran sejak 1948, keripik ini terasa gurih dengan asam-asin di dalamnya, krakter ini tersedia dengan berbagai rasa, tetapi yang paling populer adalah keju.

Jajanan ini dibuat oleh Fritos Charles Elmer Doolin yang juga membuat merek keripik kentang "Fritatos". Namun pada bulan Agustus 2021 Cheetos diproduksi oleh PT. Indofood Fritolay Makmur. Produk Cheetos melebur ke dalam merek Chiki (Chiki Twist, Chiki Net & Chiki Puffs) hal itu terjadi setelah Pabrikan Indofood CBP membeli seluruh saham yang dimiliki Fritolay Netherlands Holding B.V. senilai Rp 494 miliar pada tanggal 17 Februari 2021.

Selain itu, Cheetos juga diimpor ke Amerika Serikat yang dapat ditemui di supermarket internasional seperti Ranch Market dan Farmers Market. Seperti jajanan sebelumnya, Cheetos juga menyediakan beragam varian rasa yang diimpor ke Amerika Serikat  mulai rasa: Crunchy, Cheddar JalapeƱo Crunchy, Flamin' Hot Crunchy dan Puffs.

 

Label: , ,